Selasa, 10 Juli 2012

Siluman Srigala Putih

Siluman Srigala Putih, salah satu film silat favorit semasa kecil sampai sekarang, ditonton berulang-ulang tetap aja seru, dari cerita sampai dialog dalam film ini menurut saya sangat menarik. Semoga saja ada produser yang meremake film ini versi terbaru.

Sinopsis Film Siluman Srigala Putih :
Jari Getih (Atut Agustinanto), perampok, mencari sasaran di desa tempat Srigala Putih (Advent Bangun) merajalela. Di desa itu kebetulan datang Pengembara (Barry Prima), yang keluarganya dihabisi Jari Getih. Jari Getih yang menyamar sebagai pedagang, menghasut rakyat untuk melawan Srigala Putih. Pengembara ikut terbujuk karena tawaran uang banyak. Ia berhasil membunuh Srigala Putih, namun tak dipercaya, karena tak ada bukti, bahkan pemilik warung yang membantu Pengembara di desa itu terbunuh dengan ciri seperti yang dilakukan Srigala Putih. Tangannya dikutungi. Sementara itu, Pengembara membantu gadis, anak seorang saudagar kaya dari desa lain, yang hampir tenggelam karena melarikan diri dari kejaran perampok yang ingin memperkosanya. Gadis ini mengenali si pedagang sebagai Jari Getih. Maka Pengembara bertindak sesuai dengan dendamnya. Setelah selesai, ia melanjutkan perjalanan. Kali ini bersama gadis anak saudagar kaya yang juga sebatang kara karena sanak keluarganya sudah tewas terbunuh.

Produser       : Handi Muljono
Sutradara      : Imam Tantowi
Penulis         : Imam Tantowi, Ganes TH
Pemeran       : Atut Agustinanto, Advent Bangun, Barry Prima, Okky Olivia, Muni Cader

Sumber        : filmindonesia.or.id

Senin, 02 Juli 2012

Mengenal Lenong Betawi

Lenong adalah kesenian teater tradisional atau sandiwara rakyat Betawi yang dibawakan dalam dialek Betawi yang berasal dari Jakarta, Indonesia. Kesenian tradisional ini diiringi musik gambang kromong dengan alat-alat musik seperti gambang, kromong, gong, kendang, kempor, suling, dan kecrekan, serta alat musik unsur Tionghoa seperti tehyan, kongahyang dan sukong. Lakon atau skenario lenong umumnya mengandung pesan moral, yaitu menolong yang lemah, membenci kerakusan dan perbuatan tercela. Bahasa yang digunakan dalam lenong adalah bahasa Melayu (atau kini bahasa Indonesia) dialek Betawi.

Lenong berkembang sejak akhir abad ke-19 atau awal abad ke-20. Kesenian teatrikal tersebut mungkin merupakan adaptasi oleh masyarakat Betawi atas kesenian serupa seperti "komedi bangsawan" dan "teater stambul" yang sudah ada saat itu. Selain itu, Firman Muntaco, seniman Betawi, menyebutkan bahwa lenong berkembang dari proses teaterisasi musik gambang kromong dan sebagai tontonan sudah dikenal sejak tahun 1920-an.

Gambang keromong

Gambang kromong (atau ditulis gambang keromong) adalah sejenis orkes yang memadukan gamelan dengan alat-alat musik Tionghoa, seperti sukong, tehyan, dan kongahyan. Sebutan gambang kromong diambil dari nama dua buah alat perkusi, yaitu gambang dan kromong. Awal mula terbentuknya orkes gambang kromong tidak lepas dari seorang pemimpin komunitas Tionghoa yang diangkat Belanda (kapitan Cina) bernama Nie Hoe Kong (masa jabatan 1736-1740).

Bilahan gambang yang berjumlah 18 buah, biasa terbuat dari kayu suangking, huru batu, manggarawan atau kayu jenis lain yang empuk bunyinya bila dipukul. Kromong biasanya dibuat dari perunggu atau besi, berjumlah 10 buah (sepuluh pencon). Tangga nada yang digunakan dalam gambang kromong adalah tangga nada pentatonik Cina, yang sering disebut salendro Cina atau salendro mandalungan. Instrumen pada gambang kromong terdiri atas gambang, kromong, gong, gendang, suling, kecrek, dan sukong, tehyan, atau kongahyan sebagai pembawa melodi.